Cara Asyik Belajar Bahasa Inggris (Bagian ke-1)

Share On Facebook ! Tweet This ! Share On Google Plus ! Pin It ! Share On Tumblr ! Share On Reddit ! Share On Linkedin ! Share On StumbleUpon !

Belajar Bahasa Inggris sebetulnya asyik, kalau tidak keburu diselimuti oleh momok kerumitan belajar grammar. Contoh momok yang sering bergentayangan adalah: "cara mudah menghafal 16 tenses!" Bayangkan, kita diiming-imingi "cara mudah", tapi pada saat yang sama kita "diancam" keharusan menghafal "16 tenses!" Kapan selesainya? Kapan kita bisa menikmati novel berbahasa Inggris?


OK, tenses memang wajib. Tapi, percaya, deh, kalau pagi-pagi langsung harus mengunyah tenses sebelum nyeruput kopi.... eh, maaf, sebelum ngeh karakter kalimat Bahasa Inggris, bisa bikin sakit perut. Kalau rumus 16 tenses sudah kita hafal di luar kepala, so what? Kita mungkin mahir mengubah-ubah kalimat dari "I go to school", "I am going to school", sampai "I should have gone to school." Kemahiran itu bisa tercapai, walau  tanpa mengerti perbandingannya dengan bahasa kita sendiri, Bahasa Indonesia.

Jika demikian yang terjadi, akibatnya kita kesulitan menempatkan pilihan tenses yang tepat, saat kita hendak berkomunikasi. Atau, kita juga kesulitan menangkap maksud sebuah ungkapan saat membaca buku, koran, majalah, atau mendengarkan orang berbicara. Bagaimanapun, sebagai bahasa asing, Bahasa Inggris punya karakter dan pola kalimat yang berbeda denan Bahasa Indonesia.

Nah, sebelum mengunyah tenses dan bertumpuk-tumpuk urusan grammar lainnya yang rumit itu, kita perlu mencerna terlebih dulu karakter kalimat Bahasa Inggris dan perbandingannya dengan kalimat dalam Bahasa Indonesia. Saya akan coba klasifikasi masalah "karakter" ini ke dalam dua bagian besar: yaitu unsur kalimat dan perubahan kata. Mudah-mudahan, uraian ini bisa membantu mengusir momok kerumitan belajar grammar.

1. MEMAHAMI UNSUR KALIMAT BAHASA INGGRIS


Dalam Bahasa Indonesia, kita biasanya diajari bahwa sebuah kalimat lengkap memiliki sekurang-kurangnya unsur Subjek (S) dan Predikat (P).
Contoh:
1. Saya pergi.
     Saya (S) | pergi (P)
2. Ia seorang guru.
    Ia (S) | seorang guru (P).

[Perhatikan: pada kalimat nomor 1, predikat berupa kata kerja, sedangkan kalimat nomor 2, predikat tidak berupa kata kerja.]

Bahasa Inggris-pun sama, menggunakan pengelompokan unsur kalimat yang dibuat Aristoteles di zaman Yunani klasik itu. Kalimat terdiri dari Subjek dan Predikat.

Tapi, ada satu cara lain pengelompokan unsur kalimat, yakni versi Noam Chomsky (Kalau ingin mendalami lebih jauh, pengelompokan ini diuraikan Chomsky dalam teori Gramatika Transformasi Generatif tahun 1957). Cara Chomsky adalah penyederhanaan pemahaman grammar, tapi belum banyak terjelma ke dalam model pembelajaran Bahasa Inggris, khususnya di Indonesia.


Penyederhanaanya begini: kalimat Bahasa Inggris terdiri dari dua bagian: yaitu "rombongan benda
atau Noun Phrase (NP) dan "rombongan verba"  atau Verb Phrase (VP).

Jadi, kalau dibuat "rumus ala matematika" kalimat atau sentence (S) Bahasa Inggris itu

S = NP + VP


Contoh:
1. He writes novels.
    He (NP) | writes novels (VP)

2. The sky is cloudy.
    The sky (NP) | is cloudy (VP)

Sepanjang apapun, kalimat Bahasa Inggris yang dimulai dari huruf kapital pada kata pertama sampai titik akhir kalimat, unsurnya ya itu. NP + VP. Hanya saja, (ini sebabnya saya gunakan istilah "rombongan") NP dan VP bisa dipanjang-panjangkan untuk memperjelas, tapi tetap menjadi bagian dari NP atau VP.

Terkadang, bagian penjelas itu cukup lengkap sehingga kalau dipisahkan sudah memenuhi unsur kombinasi NP plus VP. Ini yang biasanya dinamakan anak kalimat (sub-clause).

Contoh:

He wrote a novel, in which he told a love story of a beautiful young girl.

NP dalam kalimat itu adalah He, sedangkan VP-nya adalah wrote a novel. Tapi, kata novel (yang merupakan bagian dari VP wrote a novel) kemudian ditambahi dengan rombongan penjelas yang cukup panjang:

in which he told a love story of a beautiful young girl.

Coba perhatikan, tambahan yang panjang itu sesungguhnya juga sudah mengandung kombinasi NP + VP, yaitu He sabagai NP dan told a love a story of a beautiful young girl sebagai VP. Tapi, rangkaian ini dalam analisis unsur ala Chomsky adalah bagian dari VP wrote a novel. Dalam grammar (nanti kita bahas, ya) rangkaian ini dinamakan anak kalimat (sub-clause).

[Bersambung]
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Total Pageviews

Search This Blog

Powered by Blogger.

Pilihan Topik

 
Copyright ©2016 English Reading Enthusiasts • All Rights Reserved.
Template Design by BTDesigner • Powered by Blogger