Materi Sains Berbahasa Inggris: Flu

No comments:
Kali ini saya ingin tampilkan sebuah artikel dari jurnal sains online gratis yang dibikin para mahasiswa Cambridge University, Inggris. Nama jurnalnya BlueSci, (silakan akses sendiri). Menurut saya, dengan artikel-artikel pendek yang ditulis dalam bahasa sederhana, jurnal ini menyediakan materi yang sangat berharga bagi para murid SMA. Ya, materi sains berbahasa Inggris, belajar sains sekaligus meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris.
Ini adalah salah satu artikelnya:

Flu: How viral infection causes intestinal disease

Why do we often suffer from vomiting and diarrhoea during an influenza? Influenza is an infectious respiratory disease, whereas vomiting and diarrhoea are symptoms of a gastrointestinal disease. Researches have now found the mechanism by which they are connected.

Using a mouse model of respiratory influenza infection, they found that lymphocytes (immune cells of the adaptive immune system) migrate specifically from the respiratory mucosa into the intestinal mucosa. In the intestine, these lymphocytes secrete pro-inflammatory mediators that alter the composition of the intestinal microbiota. Eventually, the loss of intestinal homeostasis leads to inflammation to cause intestinal injury and result in gastrointestinal disease symptoms.

The findings support the concept of a ‘common mucosal immune system’
But why do lymphocytes migrate from the lungs to the gut during an influenza infection at all? This process could represent a regulatory mechanism of the body to deal with an overwhelming immune response. It is a trade-off: Diverting the immune response from the lung into the intestine is possibly less dangerous than allowing the lung tissue to be damaged by the strong immune response.
These findings support the concept of a ‘common mucosal immune system’; an idea which assumes that immune cells and structures contained in mucosal tissues are universally connected within the body and should therefore be considered as one large but distributed ‘organ’.
doi/10.1084/jem.20140625
Written by Verena Brucklacher-Waldert.

Sederhana, bukan?

Baiklah mari kita telaah dari sisi Bahasa Inggrisnya untuk memungut pemahaman atas informasi yang disajikan dalam artikel tersebut.

Flu: How Viral Infection Causes Intestinal Disease

Perlu diingat lagi, bahwa judul sebuah tulisan (baik Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris) umumnya berbentuk frasa, sehingga tidak memerlukan tanda baca di akhirnya. Meskipun demikian, dalam banyak contoh, frasa judul memiliki struktur dengan unsur-unsur kalimat fungsional. Seperti dalam artikel ini: Noun Phrase (NP) + Verb Phrase (VP).

NP dalam judul itu adalah viral Infection, sedangkan VP-nya adalah causes intestinal desease. Viral infection adalah frasa (gabungan lebih dari satu unsur) kata benda, yang terdiri dari viral dan infection. Viral sendiri adalah kata yang berubah dari kata benda virus menjadi kata sifat viral, untuk menerangkan kata benda infection.

Perhatikan, karena VP-nya (atau dalam tatabahasa konvensional disebut “subjek”) adalah orang ketiga tunggal (third singular subject), maka kata kerja dalam VP berimbuhan “s”, dari “cause” menjadi “causes”. Sedangkan intestinal disease adalah bagian dari VP yang berfungsi sebagai objek penderita. Objek selalu dibutuhkan untuk kata kerja transitive, seperti makan, menulis, memukul, membeli dan lain-lain.

Dengan mengetahui fungsi-fungsi unsurnya, maka kita pun lebih mudah mengartikan frasa atau kalimat.

Flu: bagaimana infeksi virus menyebabkan gangguan dalam perut

Mari lanjut ke isi artikel.

Why do we often suffer from vomiting and diarrhoea during an influenza? Influenza is an infectious respiratory disease, whereas vomiting and diarrhoea are symptoms of a gastrointestinal disease. Researches have now found the mechanism by which they are connected.

Kalimat pembukanya berbentuk pertanyaan, dengan NP “we” dan VP “suffer from.... dst”. Mengapa kita sering mengalami muntah-muntah dan diare saat terserang influenza?

Pertanyaan itu dijawab:
Influenza is an infectious respiratory disease, whereas vomiting and diarrhoea are symptoms of a gastrointenstinal disease.

Jawaban itu berisi dua kalimat (compound sentence, atau kalimat majemuk) yang dihubungkan dengan kata whereas. Kalimat pertama berisi “Influenza” sebagai NP dan “is an infectious respiratory disease”. Kalimat kedua tersusun atas vomiting and dearrhoea sebagai NP dan “are symptoms of a gastroinstinal disease” sebagai VP. Atribusi kata kerja “is” menggunakan gabungan kata benda disease dan dua kata sifat sekaligus yakni infectious dan respiratory.  Cara standar dalam menerjemahkan kata sifat ganda seperti ini adalah mendahulukan kata sifat yang belakang.

Cukup jelas, ya:

Influenza adalah sebuah penyakit terkait pernafasan yang menular, sedangkan muntah-muntah dan diare adalah gejala-gejala gangguan terkait dengan perut.

Kalimat ketiga di paragraf pembuka berisi Researchers sebagai NP dan “have found mechanism” sebagai VP. Namun, kata “mechanism” diperjelas dengan sebuah anak kalimat (adverbial clause) “by which they are connected.” (Silakan baca artikel-artikel sebelumnya tentang clause).

Dengan cara yang sama, menguraikan unsur-unsur kalimat beserta masing-masinf fungsi dan kedudukannya, maka kita bisa mudah mencerna informasi dalam kalimat tersebut:

Para peneliti telah menemukan mekanisme, yang menghubungkan keduanya.

Lho, kok pendek terjemahannya? Baiklah, mari kita coba gunakan secara kaku berdasarkan pola gramatikal kalimat tersebut. Maka, yang akan kita dapatkan adalah kalimat seperti ini:
Para peneliti telah menemukan mekanisme, yang dengan mekanisme  itu (by which) keduanya (flu dan gangguan perut) berhubungan.

Benar secara logika bahasa Inggris, tapi terlalu ribet untuk Bahasa Indonesia.

Baiklah, silakan coba lanjutkan paragraf berikutnya, sebelum ketemu pembahasan materi ini pada artikel lanjutan.
Salam Belajar.

Berhenti Belajar Bahasa Inggris di Sekolah

No comments:
Suatu saat saya pernah merenung-renung, mungkin lebih tepat melamun, bahwa kalau ada mata pelajaran yang paling layak untuk dihapus di sekolah adalah Bahasa Inggris. Karena bukan hasil pemikiran ilmiyah wa-l-akademisiyah, lamunan itu saya biarkan saja berlalu. Lagipula, apa kata orang, saya yang dulu kuliah jurusan Tadris Bahasa Inggris alias kuliah calon guru Bahasa Inggris, kok jadi "sentimen" sama mata pelajaran Bahasa Inggris.

Sebetulnya bukan sentimen. Tapi, saya waktu itu merasakan semacam getaran adanya keniscayaan tak terbendung bahwa matapelajaran Bahasa Inggris akan selalu keteteran dengan dahsyatnya perubahan generasi milenial. Bayangkan, untuk menyusun sebuah kurikulum dibutuhkan keputusan politik yang harus melewati ontran-ontran di luar pemikiran konsep, kajian, ujicoba (kalau sempat) sampai sosialisasi dan penataran-pentarannya. Lalu setelah kegaduhan reda, buku disusun, diterbitkan, dijual dan dibeli anak sekolah dan gurunya.

OK, ini bukan hasil kajian ilmiah. Tapi, pagi ini saya dapat kiriman artikel tentang shifting yang ditulis oleh Profesor Rhenald Kasali. Artikel itu bicara soal bisnis. Intinya menggambarkan arus perubahan cepat generasi milenial yang menabrak tanpa ampun aneka regulasi, sekaligus memangsa model-model bisnis yang tak mau tahu dengan arus itu. Lalu, apa hubungannya dengan lamunan saya di atas?

Sepertinya tidak ada. Cuma, tulisan Pak Rhenald itu membuat saya melamun lagi. Kali ini lamunan membawa saya ke memori di masa lalu. Suatu hari, saya ke toko buku, membeli sebuah novel berbahasa Inggris, The Juror, karya George Dawes Green. Selain tertarik karena novel itu sudah ditenarkan oleh film dengan judul yang sama, waktu itu saya merasa percaya diri bisa dan ingin menikmati novel itu dalam bahasa aslinya.

Apa yang terjadi? Saat itu saya merasa sudah dapat menabung kosakata yang lumayan setelah dua tahunan bekerja di media. Jauh lebih besar dari yang saya kumpulkan selama kuliah. Padahal, saya cukup sering pinjam buku apa saja di perpustakaan, yang berbahasa Inggris dan tak ada hubungannya dengan materi kuliah, termasuk novel dan kumpulan cerpen. Tapi, rupanya itu semua tak cukup. Saya hanya mampu bertahan tak sampai lima belas halaman The Juror. Mumet, ribet.... lelah.

Kandungan kosakata berikut citarasa idiomatik 'kekinian' dalam novel itu begitu berat bagi saya, sehingga buku itu cukup jadi hiasan lemari saja. Masa, di setiap baris mesti buka kamus, dan belum tentu nyantol maknanya. Beberapa tahun kemudian buku itu baru bisa saya nikmati.

Apakah bahasa Inggris saya jauh lebih hebat? Tidak. Sederhana saja, karena pekerjaan, saya dipaksa melakukan hal yang saya ogah melakukannya saat menjadi penikmat buku, sabar buka kamus kata demi kata. Thanks to Google age, setiap kosakata aneh berikut citarasa kultural di baliknya bisa diunduh jadi pengetahuan. Di mana saja. Kapan saja.

Apakah generasi anak-anak saya butuh proses sepanjang dan serumit itu untuk bisa menikmati buku berbahasa Inggris? Saya menduga kemungkinan besar tidak. Mengapa? Banyak contoh, anak-anak milenial mampu cepat menyerap instruksi, petunjuk, atau materi apa saja yang menarik minat mereka dalam Bahasa Inggris. Mereka belajar. Benar-benar belajar untuk sesuatu yang mereka butuhkan dan menarik.

Kalau dugaan saya benar, kalau anak-anak menyukai sains, misalnya, cobalah minta mereka mencari sendiri materi sains dalam topik yang relevan dengan pelajaran. Lalu, beri kesempatan mereka menjelaskan apa yang mereka temukan. Sekurang-kurangnya dua hal didapat sekaligus, pengetahuan sains dan pembangunan pemahaman konseptual sistem bahasa Inggris.

Tentu saja, itu bukan perkara sederhana. Jangan pula berharap sim-salabim anak mahir bahasa Inggris dalam sekejap. Tapi, dalam pengalaman saya sebagai produk generasi zaman semonow, walaupun hanya satu artikel pendek, asal bahasa Inggris asli, bukan bahasa Indonesia yang "di-inggriskan", berlelah-lelah membuka kamus dan riset konteks dapat membawa imbal hasil yang sangat berarti.

Berhubung ini hanya lamunan dan dugaan-dugaan, maka sebaiknya matapelajaran Bahasa Inggris tetap ada di sekolah. Abaikan saja gambar dalam tulisan ini.

Total Pageviews

Search This Blog

Powered by Blogger.

Pilihan Topik

 
Copyright ©2016 English Reading Enthusiasts • All Rights Reserved.
Template Design by BTDesigner • Powered by Blogger